Oleh: Yi Lawe Inilah akibat nyata dari begadang sampai pagi: Mad Banu tidak dapat menghirup aroma matahari yang bersekongkol dengan kates dan perdu pada awal tahun baru: 2020. Matahari yang segar, dan bumi yang letih dengan tungkat rapuhnya melanjutkan perjalanan. Semalam suntuk Mad Banu asik menonton film. Dia memang tidak terlalu suka seremoni. “Biarlah tahun […]
1998: Dua Orang yang Mengenang Terkekeh-kekeh.
Oleh: Yi Lawe “Puluo Nuang, 1998.” Kursor timbul tenggelam. * Tiga ekor tupai lompat dari pohon kelapa ke pohon kuini. Hujan deras. Daun, rumput dan tanah basah. Berlumpur dan licin. Lima ekor kerbau masih merumput, seekor anaknya menetek. Seorang petani bergegas pulang dari kebun nilam, di bawah hujan hanya berpayung daun pisang. Langkah kaki kiri […]
Congkak
Oleh: Yi Lawe Seorang anak kecil duduk bersama kakeknya di depan rumah. Sore itu, turut pula si Nenek, hanya, Nenek itu menyapu, sedang Raja Besar dan Raja Kecil itu—sebutanku untuk dua lelaki itu—menikmati kopi dan teh. Taulah aku, menurut adat kampung ini, Raja Kecil itu belum boleh minum kopi, maka besar dugaanku, oleh si Nenek […]